Kendo, Aikido, martial art related

Tuesday, April 23, 2013

Knowledge About Do (Kendo Bogu)

10:04 AM Posted by author , , , No comments

Do dai

pelindung perut ini terbuat dari beberapa macam bahan. Jaman dahulu dodai terbuat dari bambu Namun sekarang ada yang terbuat dari fiber dan plastik yang disebut dengan yamato. Dodai yang terbuat dari fiber ini berasal dari kertas yang diproses. Harganya paling murah dibandingkan dodai dari bahan lainnya, plastic yamato dan bambu. Namun meski sangat ringan, dodai fiber ini ternyata amemiliki daya absorb pukulan yang lebih baik dari pada yamato. Hanya saja katanya do fiber ini dapat menyusut. 

Kemudian dodai yamato terbuat dari plastik yang dibuat seperti konstruksi bambu pada dodai bambu (bergaris-garis, seperti ptongan bambu yang berjajar melintang. Ada yang 50 potong ada juga yang 60 potong). sehingga walau dari plastik, karena bentuknya yang menyerupai konstruksi do bambu, yamato dodai memiliki daya absorb pukulan yang baik. Tentu saja yamato dodai ini lebih ringan daripada do bambu.

Terakhir adalah do bambu. Do ini terbuat dari bambu yang permukaan luar dodai-nya dilapisi dengan kulit kijang. Lalu kulit kijang tersebut diwarna (biasanya dengan lacquer alami). Do ini sangat mahal, berat, dan dapat rusak jika tidak dirawat. 

Saya pernah menggunakan do fiber dan Yamato, yang menurut saya tidak ada bedanya dalam hal kemampuannya untuk melindungi badan dari pukulan shinai. Bahkan do fiber labih ringan dibandingkan yamato. Tetapi biasanya do fiber ini satu paket dengan bogu yang berharga murah, dan mune yang digunakan juga mune* (pelindung dada) yang kurang bagus, baik dari segi bahan dan segi tampilan.
Untuk do bambu, saya pernah melihat do bambu yang rusak (bagian dalam), namun saya belum pernah melihat atau mendengar ada do fiber atau yamat yang rusak.

Mune terbuat dari kulit sapi yang dikeraskan. Ada juga mune yang terbuat dari kulit kijang dan kulit hiu (sangat mahal). Namun ada juga mune yang terbuat dari kulit imitasi, biasanya satu paket dengan bogu yang murah. Mune yang terbuat dari kulit sapi yang dikeraskan ini pun memiliki variasi kualitas dan harga. Mune kulit hiu atau kulit kijang tidak lebih protektif dari mune standard yang terbuat dari kulit sapi.



Leo
3rd Dan Kenshi
Indonesia Kendo Association

Sunday, April 7, 2013

Knowledge About the Material and Shape of Kendo Shinai

9:07 PM Posted by author , , , No comments


Kali ini pengalaman dan pengetahuan saya tentang shinai

Mungkin untuk para kyusha hanya tau satu jenis shinai. Shinai ya shinai, memang ada shinai seperti macam apa lagi? Mungkin untuk beberapa kenshi lain pun juga tidak jauh berbeda antara satu shinai dengan yang lainnya. Namun bagi saya ternyata berbeda. Bahkan dibandingkan shinai dengan dari jenis yang sama pun, mereka memiliki perbedaan (keunikan) - mirip tongkat sihirnya di film heri puter...

Saya mulai dari bahan shinai. 
Pertama adalah shinai bambu yang biasa kita gunakan di latihan kendo di YKA. Yang kedua adalah shinai dari carbon graphite. Apa perbedaan kedua bahan ini. Jelas carbon graphite tidak akan mudah pecah, ada yang sumber yang cukup valid menyatakan bahwa shinai carbon ini dapat bertahan hingga 2 tahun. Sedangkan shinai bambu mungkin hanya berusia sampai 6 bulan saja.

Shinai bambu pun terdiri dari beberapa jenis bambu. Ada yang shinai terbuat dari satu bambu yang sama (4 bilah bambu shinai berasal dari satu pohon bambu) , ada juga yang terbuat dari pohon bambu yang berbeda (4 bilah bambu shinai berasal dari beberapa pohon bambu). Biasanya pada tsukagawa (kulit handle) terdapat tulisan 39AAA/39AA dst. Kode tersebut menunjukkan apakah keempat bilah shinai yang digunakan berasal dari pohon yang sama. 39AAA menunjukkan shinai berasal dari pohon bambu yang sama. Namun ini hanya penjelasan dari toko. Saya sendiri tidak tahu kebenarannya.
Ada juga shinai bambu yang dikarbon. Bilah bambu shinai diasapi (sepeti ikan asin) sehingga warna shinai akan lebih gelap. Proses pengasapan ini akan membuat shinai lebih tahan benturan, sehingga lebih awet.

Berikutnya adalah bentuk shinai
Dari bentuknya terdapat 4 jenis shinai.
Pertama adalah shinai standard. Mungkin hampir semua anggota YKA menggunakan ini sekarang. Harga shinai ini berkisar Rp200 ribu s.d. Rp400 ribu (akan tergantung apakah bambu yang digunakan adalah bambu China, Taiwan, atau Jepang)

Kedua adalah shinai dobari.
Balance shinai ini terletak di dekat tsuba. Bagian shinai di dekat tsuba gemuk, lalu semakin ke ujung akan meramping. Karena berat shinai di dekat tsuba, maka menggunakan shinai ini akan terasa lebih ringan dibandingkan mengunakan shinai standar dengan berat yang identik. Kita bisa dengan mudah menggerakkan shinai untuk oji waza. 
Saya menggunakan shinai jenis ini dan berat shinai saya (tanpa tsuba) adalah 525 gr. 

Ketiga adalah shinai koto.
Shinai ini lurus,dengan diameter yang sama dari ujung (tsuba) ke ujung yang lain (kensen). Dengan demikian berat shinai merata di seluruh bagian shinai. Shinai jaman dahulu berbentuk seperti ini. Shinai ini terasa lebih berat daripada shinai standar arena beratnya terdistribusi secara merata di seluruh bagian shinai. Meski terasa lebih berat, shinai ini memiliki dampak pukulan yang lebih besar daripada dobari.

Keempat adalah chokuto. Untuk yang satu ini memiliki bentuk fisik yang sama dengan shinai koto, namun saya tidak begitu tahu apa perbedaannya. Hanya shinai ini yang belum pernah saya gunakan.

Shinai kedua sampai dengan keempat di atas memiliki harga yang leih mahal dari pada shinai standar.

Kemudian adalah dari handle shinai.
ada dua jenis, yaitu standar dan koban. 
Shinai dengan handle standar berbentuk bulat, sedangkan koban berbentuk oval seperti handle katana. Ada juga handle shinai yang hanya oval untuk tangan kiri saja, dan untuk tangan kanan tetap bulat.

Enjoy, and pick your shinai....
Note: apapun jenis shinainya tidak akan membuat kendo kita lebih baik. Kita sendiri yang membuat kendo kita lebih baik, bukan shinai....

Leo
3rd Dan Kenshi
Indonesia Kendo Association